Monday 22 July 2013

MICRO TEACHING





A.      PENGERTIAN MICRO TEACHING
            Salah satu usaha perbaikan dalam bidang Praktek Kependidikan yaitu dalam cara dan hasil kerja kita sebagai guru, dimana memerlukan pengetahuan, keterampilan serta sikap tertentu untuk menjadi guru professional yang berbeda dengan profesi lain, dengan menjalankan micro teaching.
Micro berarti kecil, sempit, terbatas. Sedangkan teaching berarti mengajar.
Micro teaching berarti suatu kegiatan mengajar dimana segalanya dikecilkan atau disederhanakan.
Perbedaan  micro teaching dan teaching
Micro teaching :
1. Dilaksanakan dalam kelas laboratorium,
2. Sekadar real teaching,
3. Siswa 5 s/d 10 orang,
4. Waktu sekitar 10 menit,
5. Bahan terbatas,
6. Ketrampilan yang dilatihkan meliputi semua teaching skill dalam  porsi yang terbatas dan terpisah-pisah.,
7. Dibutuhkan alat- alat laboratori agar dapat diperoleh suatu feedback yang obyektif.

Teaching :
1. Dilaksanakan dalam real class room,
2. Merupakan real class room teaching,
3. Siswa 30 s/d 40 orang,
4. Waktu sekitar 45 menit,
5. Bahan luas,
6. Ketrampilan yang di demonstrasikan semua teaching skill dan terintegrasi,
7. Tidak dilengkapi dengan alat-alat laboratori.

B.       KARAKTERISTIK MICRO TEACHING
  1. Jumlah siswa (5-10),
  2. Waktu sempit (10-15 menit),
  3. Menampilkan 1 jenis keterampilan,
  4. Materi topik tertentu,
  5. Observer (pengamat),
  6. Supervisor (Pensupervisi).

  Unsur – unsur penting dalam microteaching:
-          Tujuan dan sasaran keterampilan:
-          Struktur dan organisasi:
-          Perencanaan dan jadwal:
-          Pembinaan:
-          Feed-back:
-          Siswa untuk micro teaching:
-          Sarana kegiatan.



C.      Tujuan umum Microteaching
ð   mempersiapkan mahasiswa calon guru untuk menghadapi pekerjaan mengajar sepenuhnya dimuka kelas dengan memiliki pengetahuan, keterampilan, kecakapan, dan sikap sebagai guru yang professional.
Tujuan Khusus Micro teaching
1.    Dapat menganalisa tingkah laku mengajar teman-temannya dan diri sendiri.
2.    Dapat melaksanakan keterampilan khusus dalam mengajar.
3.    Dapat mempraktikan berbagai tekhnik mengajar dengan benar dan tepat.
4.    Dapat mewujudkan situasi belajar-mengajar yang efektif, produktif, efisien.
5.    Dapat bersikap professional keguruan.

Tujuan Operasional Micro Teaching
1.    Mengembangkan kemampuan diri untuk mawas diri dan menilai orang lain.
2.    Memungkinkan adanya perbaikan dalam waktu singkat.
3.    Menanamkan rasa percaya diri dan sifat buka dari kritik orang lain.
4.    Mengembangkan sikap kritis.
5.    Menanamkan kesadaran akan nilai keterampilan mengajar dan komponen – komponennya.
6.    Menyiapkan bekal dalam menghadapi praktek keguruan dan memecahkan kesulitan dalam mengajar.
7.    Mengenal kelemahan – kelemahan dan kekeliruan – kekeliruan dalam penampilan keterampilan mengajar siswa serta tahu penampilan – penampilan yang baik.  


D.      Penggunaan Microteaching
Sesuai dengan tujuan microteaching di atas, maka micro teaching dapat digunakan dalam:
1.    Pendidikan Pre service,yaitu bagi calon guru:
a.       Sebagai persiapan calon guru sebelum ia benar-benar berpraktek disekolah latihan dan didepan kelas sebenarnya.
b.      Sebagai usaha perbaikan penampilan calon guru sambil berpraktek di Sekolah latihan.
2.    Pendidikan In service, yaitu bagi guru atau penilik:
a.       Untuk meningkatkan kemampuan guru yang sudah amper menjadi rutin, supaya menemukan kelemahan-kelemahan sendiri dan berusaha memperbaikinya.
b.      Untuk meningkatkan kemampuan supervisor supaya ia tahu, apakah bimbingannya, nasihatnya,saran-sarannya benar-benar efektif dalam membantu kualitas guru-gurunya.
c.       Untuk percobaan melaksanakan teknik-teknik baru, sebelum teknik itu dilaksanakan dalam kelas sebenarnya.

E.        Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Matematika
Matematika berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur, menurunkan dan menggunakan rumus matematikan yang diperlukan dalam kehidupan sehari – hari melalui materi aljabar, geometri, logika matematika, peluang dab statistika. Matematika juga berfungsi mengembangkan kemampuan , mengkomunikasikan gagasan melalui model matematikayang dapat berupa kalimat dan persamaan matematika, diagram, grafik dan table.
Pembelajaran matematika memiliki tujuan sebagai berikut:
  1. Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnyamelalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan kesamaan, perbedaan, konsisten, dan inkonsisten.
  2. Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba – coba.
  3. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.
  4. Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, grafik, peta dan diagram.



F.       Strategi Pembelajaran Matematika
Guru perlu memiliki kemampuan untuk mempersiapkan rancangan pembelajaran matematikakarena komponen-komponen dalam rancangan pembelajaran seperti; metode pembelajaran, organisasi kelas, metode penilaian, alat/sumber belajar, dan alokasi waktu yang digunakan tidak tercantum secara eksplisit dalam kurikulum. Hal ini, akan memberikan peluang pada guru untuk mengelola kurikulum secara optimal dan benar – benar disesuaikan dengan sumber daya dan kebutuhan sekolah.
Ada tiga hal yang harus diperhatikan untuk mengembangkan rancangan pembelajaran matematika bebasis kompetensi yaitu apa yang akan diajarkan, bagaimana cara mengajarkannya dan bagaimana cara mengetahui bahwa apa yang diajarkan dapat dipahami oleh siswa.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan kegiatan Pembelajaran Matematika adalah:
  1. Mengkondisikan siswa untuk menemukan kembali rumus, konsep, atau prisip dalam matematika melalui bimbingan guru agar siswa terbiasa melakukan penyelidikan dan menemukan sesuatu.  
  2. Dalam setiap pembelajaran, guru hendaknya memperhatikan penguasaan materi prasyarat yang diperlukan.
  3. Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran matematika, yang mencakup masalah tertutup (mempunyai solusi tunggal) dan masalah terbuka (masalah dengan berbagai cara penyelesaian).
Beberapa keterampilan untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah:
  1. Memahami soal
Memahami dan mengidentifikasi apa fakta dan informasi yang diberikan, apa yang ditanyakan, diminta untuk dicari atau dibuktikan.
  1. Memilih pendekatan atau strategi pemecahan
Misalkan menggambarkan  masalah dalam bentuk diagram, memilih dan menggunakan pengetahuan aljabar yang diketahui dan konsep yng relavan untuk membentuk model atau kalimat matematika.
  1. Menyelesaikan soal
Melakukan operasi hitung secara benar dalam menerapkan strategi, untuk mendapatkan solusi dari masalah.
  1. Menafsirkan solusi
Memperkirakan dan memeriksa kebenaran jawaban, masuk akalnya jawaban, dan apakah memberikan pemecahan terhadap masalah semula.
Dalam setiap kesempatan, Pembelajaran Matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem). Dengan mengajukan masalah – masalah yang kontekstual, siswa dapat secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep – konsep Matematika. Selain itu juga, dapat memotivasi siswa untuk menyenangi matematika karena mengetahui keterkaitan dan kegunaan matematika dalam kehidupan sehari – hari.   

G.      Penilaian Pembelajaran Matematika
Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penilaian pembelajaran matematika:
  1. Valid
Penilaian harus memberikan informasi yang akurat tentang hasil belajar siswa, misalnya apabila pembelajaran menggunakan pendekatan eksperimen maka kegiatan melakukan eksperimen harus menjadi salah satu obyek yang dinilai.
  1. Mendidik
Penilaian harus memberikan sumbangan positif terhadap pencapaian belajar siswa. Hasil penilaian harus dinyatakan dan dapat dirasakan sebagai penghargaan bagi siswa yang berhasil atau sebagai pemicu semangat belajar bagi yang kurang berhasil dan keterlibatan sikap mental siswa lebih bermakna dalam konteks pembelajaran tersebut.
  1. Berorientasi
Penilaian harus menilai pencapaian kompetensi yang dimaksud dalam kurikilum.
  1. Adil
Penilaian harus adil terhadap seluruh siswa dengan tidak mebedakan latar belakang sosial, ekonomi, budaya, bahasa dan gender.
  1. Terbuka
Kriteria penilaian dan dasar pengambilan keputusan harus jelas dan terbuka bagi semua pihak.
  1. Bekesinambungan
Penialaian dilakukan secara terencana, bertahap dan terus menerus untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan belajar siswa.
  1. Menyeluruh
Penilaian dapat dilakukan dengan berbagai metode dan prosedur termasuk mengumpulkan berbagai bukti hasil belajar (portofolio). Penilaian terhadap hasil belajar siswa harus mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dam bertindak.
  1. Bermakna
Penilaian hendaknya mudah dipahami, mempunyai arti, berguna, dan dapat ditindak lanjuti oleh semua pihak.
Beberapa aspek kemampuan yang perlu diperhatikan dalam penilaian terhadap siswa:
  1. Penalaran konsep
Siswa mampu mendefinisikan konsep, mengidentifikasi dan member contoh  atau bukan contoh dari konsep.
  1. Prosedur
Siswa mampu mengenali prosedur atau proses mnghitung yang benar dan tidak benar.
  1. Komunikasi
Siswa mampu menyatakan dan menafsirkan gagasan matematika secara lisan, tertulis atau mendemonstrasikan.
  1. Penalaran
Siswa mampu memberikan alasan induktif dan deduktif sederhana.
  1. Pemecahan  masalah
Siswa mampu memahami masalah, memilih strategi penyelesaian dan menyelesaikan masalah.
Penilaian hendaknya berfungsi untuk:
1.      Mengetahui kemajuan belajar siswa.
2.      Mendiagnosis kesulitan belajar.
3.      Memberikan umpan balik.
4.      Melakukan perbaikan.
5.      Memotivasi guru agar mengajar lebih baik.
6.      Memotivasi siswa untuk belajar lebih baik.
Beberapa metode penilaian yng dapat digunakan dalam melakukan penilaian adalah:
  1. Kuis
Bentuknya berupa isian singkat dan menanyakan hal – hal yang prinsip. Biasanya dilakukan sebelum pelajaran dimulai, kurang lebih 5-10 menit. Kuis dilakukan untuk mengetahui penguasaan pelajaran oleh siswa. Tingkat berpikir yang terlibat adalah pengetahuan dan pemahaman.
  1. Pertanyaan lisan
Materi yang ditanyakan berupa pemahaman terhadap konsep, prinsip, atau teorema. Tingkat berpikir yang terlibat adalah pengetahuan dan pemahaman.
  1. Ulangan harian
Ulangan harian dilakukan secara periodik diakhir pembelajran satu atau dua kompetensi dasar. Tingkat berpikir yang terlibat sebaiknya mencakup pemahaman, aplikasi, dan analisis.
  1. Ulangan blok
Ulangan blok adalah ujian yang dilakukan dengan cara menggabungkan beberapa kompetensi dasar dalam satu waktu. Tingkat berpikir yang terlibat mulai dari pemahaman sampai dengan evaluasi.
  1. Tugas individu
Tugas individu dapat diberikan  pada waktu-waktu tertentu dalam bentuk pembuatan keliping, makalah dan sejenisnya. Tingkat berpikir yang terlibat sebaiknya aplikasi, analisa, sampai sintesa dan evaluasi.
  1. Tugas kelompok
Tugas kelompok digunakan untuk menilai kompetensi kerja kelompok. Bentuk instrument yang digunakan salah satunya adalah uraian bebas dengan tingkay berpikir tinggi yaitu aplikasi sampai evaluasi. Hasil kerja kelompok ini dapat dipresentasikan didepan kelas dan ditanggapi bersama dengan tujuan untuk melatih siswa berbicara didepan umum dan menguasai kompetensi serta menumbuhkembangkan sikap mandiri.

H.      Keterampilan – Keterampilan Guru Dalam Proses Belajar Mengajar
1.        Keterampilan Membuka Dan Menutup Pelajaran
Ø  Keterampilan Membuka Pelajaran
Keterampilan membuka pelajaran yaitu kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan prakondisi siswa agar minat dan perhatiannya terpusat pada apa yang akan dipelajarinya.
a.       Tujuan keterampilan membuka pelajaran, yaitu untuk:
1)        Membantu siswa mempersiapkan diri agar sejak semula sudah dapat membayangkan pelajaran yang akan dipelajarinya.
2)        Menimbulkan minat dan perhatian siswa pada apa yang akan dipelajari dalam kegiatan belajar mengajar.
3)        Membantu siswa agar mengetahui batas-batas tugas yang akan dikerjakan.
4)        Membantu siswa agar mengetahui hubungan antara pengalaman-pengalaman yang telah dikuasainya dengan hal-hal baru yang akan dipelajari atau yang belum dikenalnya.
b.      Komponen – komponen dalam keterampilan membuka pelajaran yaitu:
1)        Menarik perhatian siswa, diantaranya dengan cara:
a)    Melakukan variasi dalam mengajar.
b)   Menggunakan alat bantu mengajar.
c)    Melakukan variasi dalam pola interaksi.
2)        Memotivasi siswa, diantaranya denngan cara:
a)    Menimbulkan kehangatan dan keantusiasan.
b)   Menimbulkan rasa ingin tahu.
c)    Mengemukakan ide yang bertentangan.
d)   Memperhatikan minat siswa.
3)        Member acuan, dengan cara:
a)    Mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas.
b)   Mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
c)    Menyarankan langkah-langkah yang harus ditempuh siswa dalam kegiatan pebelajaran
4)        Membuat kaitan, diantaranya dengan menghubungkan minat, pengalaman, dan hal – hal yang dikenal oleh siswa ketika guru melakukan kegiatan pembelajaran.
Ø  Keterampilan Menutup Pelajaran
Keterampilan menutup pelajaran ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran.
a.         Tujuan keterampilan menutup pelajaran, yaitu untuk:
1)           Mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran.
2)           Mengetahui tingkat keberhasilan guru dalam membelajarkan pada siswa.
3)           Membantu siswa agar mengetahui hubungan antara pengalaman – pengalaman yang telah dikuasainya dengan hal-hal yang baru saja dipelajarinya.
b.         Komponen  keterampilan menutup pelajaran, yaitu:
1)      Meninjau kembali penguasaan inti pelajaran atau membuat ringkasan.
2)      Mengevaluasi, dengan cara:
a)        Mendemonstrasikan keterampilan.
b)        Mengaplikasikan ide baru.
c)        Mengekspresikan pendapat siswa sendiri.
d)       Memberi soal-soal lisan maupun tulisan.
e)        Mengadakan pengayaan, tugas mandiri, maupun tugas terstruktur.
c.         Prinsip – prinsip keterampilan membuka dan menutup pelajaran, yaitu:
a)         Bermakna
Untuk menarik perhatian siswa atau memotivasi siswa harus sesuai dengan isi dan tujuan pelajaran. Cerita singkat atau lawakan yang tidak ada hubungannya dengan pelajaran hendaknya dihindarkan.
b)        Berurutan dan Berkesinambungan
Kegiatan ini dilakukan oleh guru dalam memperkenalkan/merangkum kembali pelajaran sebagai bagian dari kesatuan yang utuh. Perwujudan prisnip berurutan dan berkesinambungan ini memerlukan adanya suatu susunan bahan pelajaran yang tepat, sesuai dengan minat siswa, ada kaitan logis antara satu bagian dengan lainnya, sehingga dapat disusun rantai kognisiyang jelas dan tepat.

2.      Keterampilan Menjelaskan
Keterampilan menjelaskan dalam pembelajaran yaitu keterampilan menyajikan informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan antara satu bagian dengan bagian yang lainnya, misalnya antara sebab dan akibat, definisi dengan contoh atau dengan sesuatu yang belum diketahui. Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan disajikan dengan urutan yang cocok, merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan. Pemberian penjelasan merupakan suatu aspek yang sangat penting dalam kegiatan seorang guru. Interaksi di dalam kelas cenderung dipenuhi oleh kegiatan pembicaraan,  baik oleh guru sendiri, oleh guru dan siswa, maupun antara siswa dengan siswa.
a.       Tujuan keterampilan menjelaskan, yaitu:
1)        Membimbing siswa memahami materi yng dipelajari.
2)        Melibatkan siswa untuk berpikir dengan memecahkan masalah – masalah.
3)        Untuk memberikan balikan kepada siswa mengenai tingkat pemahamannya dan untuk mengatasi kesalahpahaman mereka.
4)        Membimbing siswa untuk menghayati dan mendapat proses penalaran serta menggunakan bukti – bukti dalam pemecahan masalah.
5)        Menolong siswa untuk mendapatkan dan memahami hukum, dalil,dan prinsip-prinsip umum secara objektif dan bernalar.    
b.      Komponen – komponen keterampilan menjelaskan, yaitu:
1)        Komponen merencanakan
Penjelasan yang diberikan oleh guru perlu direncanakan dengan baik, terutama dengan isi pesan dan penerima pesan.
                                 I.          Isi pesan (materi), meliputi:
Ø  Analisis masalah secara keseluruhan, dalam hal ini termasuk mengidentifikasikan unsur – unsur apa yang akan dihubungkan dalam penjelasan tersebut.
Ø  Penemuan jenis hubungan yang ada antara unsur – unsur yang dikaitkan tersebut.
Ø  Penggunaan hukum atau generalisasi yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan.
                              II.          Penerima pesan
Merencanakan suatu penjelasan harus mempertimbangkan penerima pesan. Penjelasan yang disampaikan tersebut sangat bergantung pada kesiapan anak yang mendengarkannya. Hal ini berkaitan erat dengan jenis kelamin, usia, kemampuan, latar belakang, sosial dan lingkungan belajar. Oleh karena itu, dalam merencanakan suatu penjelasan harus selalu mempertimbangkan faktor-faktor tersebut.   
2)        Penyajian suatu penjelasan
Penyajian suatu penjelasan dapat ditingkatkan hasilnya dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a)      Kejelasan
Penjelasan hendaknya diberikan dengan mnggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa dan menghindari penggunaan ucapan-ucapan dan istilah-istilah lain yang tidak dapat dimengerti oleh siswa.
b)      Penggunaan contoh dan ilustrasi
Dalam memberikan penjelasan sebaiknya menggunakan contoh-contoh yang ada hubungannya dengan sesuatu yang dapat ditemui oleh siswa dalam kehidupan sehari – hari.
c)      Pemberian tekanan
Dalam meberikan penjelasan, guru harus mengarahkan perhatian siswa agar terpusat pada masalah pokok dan mengurangi informasi yang tidak penting. Dalam hal ini, guru dapat menggunakan tanda atau isyarat lisan, seperti “yang terpenting”, “perhatikan baik-baik konsep ini” atau “perhatikan yang ini agak susah”.
d)     Penggunaan balikan
Guru hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan pemahaman, keraguan, atau ketidakmengertiannya ketika penjelasan itu diberikan. Berdasarkan balikan itu, guru perlu melakukan penyesuaian dalam penyajiannya, misalnya kecepatannya, memberi contoh tambahan atau mengulangi kembali hal – hal yang penting. Balikan tentang sikap siswa dapat dijaring bersamaan dengan pertanyaan yang bertujuan menjaring balikan tentang pemahamn mereka. 
c.       Prinsip – prinsip keterampilan menjelaskan, yaitu:
1)      Penjelasan dapat diberikan pada awal, ditengah, ataupun diakhir jam pertemuan (pelajaran), tergantung pada keperluannya. Penjelasan itu juga, dapat diselingi dengan tujuan pembelajaran.
2)      Penjelasan harus relevan dengan tujuan pembelajaran.
3)      Guru dapat memberikan penjelasan apabila ada pertanyaan dari siswa ataupun yang direncanakan oleh guru sebelumya.
4)      Materi penjelasan harus bermakna bagi siswa.
5)      Penjelasan harus sesuai dengan kemampuan dan karakteristik siswa.
  
3.      Keterampilan Bertanya
Brown, dalam Hasibuan (1994) menyatakan bahwa bertanya adalah setiap pernyataan yang mengkaji atau menciptakan ilmu pada diri siswa. Cara untuk mengajukan pertanyaan yang berpengaruh positif bagi kegiatan belajar siswa merupakan suatu hal yang tidak mudah. Oleh karena itu, seorang guru hendaklah beruasaha agar memahami dan menguasai penggunaan keterampilan bertanya.
Keterampilan bertanya dibedakan atas keterampilan mengajar bertanya tingkat dasar dan keterampilan mengajar bertanya tingkat lanjut. Keterampilan bertanya tingkat dasar mempunyai komponen dasar yang perlu diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan. Keterampilan bertanya tingkat lanjut merupakan lanjutan dari keterampilan bertanya dasar dan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa dan mendorong mereka agar dapat mengambil inisiatif sendiri.
a.         Tujuan pertanyaan yang diajukan kepada siswa, yaitu:
1)      Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu masalah yang sedang dibicarakan.
2)      Memusatkan perhatian siswa pada suatu masalah yang sedang dibahas.
3)      Mendiagnosis kesulitan-kesulitan khusus yang mengahambat siswa dalam belajar.
4)      Mengembangkan cara belajar siswaaktif.
5)      Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasimilasikan informasi.
6)      Mendorong siswa mengemukakan pendapat dalam diskusi.
7)      Menguji dan mengukur hasil belajar.
b.         Komponen-kompenen keterampilan bertanya, yaitu:
1)      Keterampilan bertanya tingkat dasar
a)      Penggunaan pertanyaan secara jelas dan singkat dengan menggunakan kata – kata yang mudah dipahami oleh siswa sesuai dengan taraf dan perkembangannya.
b)      Pemberian acuan sebelum memberikan pertanyaan, kadang-kadang guru perlu memberikan acuan berupa pernyataan yang berisi informasi yang relevan dengan jawaban yang diharapkan dari siswa.
c)      Pemindahan giliran. Adakala satu pertanyaan perlu dijawab oleh lebih dari seorang siswa, karena jawaban belum benar atau belum memadai. Untuk itu, guru dapat menggunakan tekhnik pemindahan giliran. Mula-mula guru mengajukan pertanyaan kepada seluruh siswa, kemudian memilih salah seorang siswa untuk menjawab, dengan cara menyebut namanya atau dengan menunjuk siswa itu.
d)     Penyebaran. Untuk melibatkan siswa sebanyak-banyaknya didalam pelajaran, guru perlu menyebarkan giliran untuk menjawab pertanyaan secara acak. Ia hendaknya berusaha agar siswa mendapat giliran secara merata.
e)      Pemberian waktu berpikir. Setelah mengajukan pertanyaan kepada seluruh siswa, guru perlu memberi waktu beberapa detik untuk berpikir sebelum menunjuk salah seorang siswa untuk menjawabnya.
f)       Pemberian tuntunan\. Bila seorang siswa memberikan jawaban salah atau tidak dapat memberikan jawaban, guru hendaknya memberikan kepada siswa itu, agar ia dapat menemukan sendiri jawaban yang benar.    
2)      Keterampilan bertanya tingkat lanjutan
a)      Perubahan tuntunan kognisi dalam menjawab pertanyaan. Pertanyaan yang dikemukakan oleh guru dapat mengandung proses mental yang berbed-beda dari proses mental yang rendah sampai proses mental yang tinggi. Oleh karena itu, dalam mengajukan pertanyaan guru hendaknya beruasaha mengubah tuntunan tingkat kognisi dalam  menjawab pertanyaan dari tingkat yamg paling rendah, yaitu: evaluasi ingatan, pemahaman , penerapan, analisis, dan sintesis.
b)      Pengaturan urutan pertanyaan. Untuk mengembangkan tingkat kognisi dari yang sifatnya lebih rendah ke arah lebih tinggi dan kompleks, guru hendaknya dapat mengatur urutan pertanyaan yang diajukan kepada siswa.
c)         Penggunaan pertanyaan pelacak. Jika jawaban yang diberikan oleh siswa dinilai benar oleh  guru, tetapi masih dapat ditingkatkan menjadi sempurna, guru dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan pelacak kepada siswa tersebut.
d)       Peningkatan terjadinya interaksi. Agar siswa lebih terlihat secara pribadi dan lebih bertanggung jawab atas kemajuan dan hasil diskusi, guru hendaknya mengurangi atau menghilangkan peranan sebagai penanya sentral dengan cara mencegah pertanyaan dijawab oleh seorang siswa. Dan jika siswa mengajukan pertanyaan,  guru tidak segera menjawab, tetapi melontarkankembali kepada siswa lainnya.  
c.           Prinsip-prinsip keterampilan bertanya, yaitu:
1)      Kehangatan dan antusias
Peningkatan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran, guru perlu menunjukkan sikap, baik pada waktu mengajukan pertanyaan maupun ketika menerima jawaban dari siswa. Sikap dan gaya guru termasuk suara, ekspresi wajah, gerakan dan posisi badan menampakkan ada tidaknya kehangatan dan keantusiasannya.
2)      Kebiasaan yang perlu dihindari
a)      Jangan mengulang-ulang pertanyaan apabila siswa tak mampu menjawab.
b)      Jangan mengulang-ulang jawaban siswa.
c)      Jangan menjawab sendiri pertanyaan yang diajukan sebelum siswa memperoleh kesempatan untuk menjawabnya.
d)     Usahakan agar siswa tidak menjawab pertanyaan secara serempak, karena guru tidak mengetahui  dengan pasti siapa yang menjawab dengan benar dan siapa yang salah.
e)      Menentukan siswa yang harus menjawab sebelum mengajukan pertanyaan. Oleh karena itu, pertanyaan hendaknya ditujukan lebih dulu kepada seluruh siswa, baru kemudian guru menunjuk salah seorang untuk menjawab.
f)       Pertanyaan ganda. Guru kadang-kadang mengajukan pertanyaan yang sifatnya ganda, menghendaki beberapa jawaban atau kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa.

4.      Keterampilan Memberikan Penguatan
Penguatan adalah respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.
a)      Tujuan keterampilan memberi penguatan, yaitu:
1)        Meningkatkan perhatian siswa pada pelajaran.
2)        Meningkatkan motivasi belajar siswa.
3)        Memudahkan siswa untuk belajar.
4)        Mengeliminir tingkah laku siswa yang negatif dan membina tingkah laku positif siswa.
b)      Komponen-komponen memberi penguatan, yaitu:
1)        Penguatan verbal
Penggunaan verbal biasanya diutarakan dengan mnggunakan kata-kata pujian, penghargaan, persetujuan, dan sebagainya. Misalnya: “pintar sekali”, “bagus”, “betul”.
2)        Penguatan non verbal
Penguatan ini meliputi beberapa hal, seperti:
a.       Penguatan berupa gerakan mimikdan badan, misalnya: acungan jempol, senyuman, kerut kening, wajah cerah.
b.      Penguatan dengan cara mendekati, misalnya: guru duduk dekat siswa, berdiri di samping siswa, berjalan di sisi siswa.
c.       Pengaturan dengan kegiatan menyenangkan. Dalam hal ini, guru dapat menggunakan kegiatan-kegiatan yang disenangi oleh siswa sebagai penguatan. Misalnya: apabila siswa dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik, maka dia dapat diminta untuk membantu teman lainnya.
d.      Penguatan berupa symbol dan benda, misalnya kartu bergambar lecana, bintang dari plastik. 
e.       Penguatan tak penuh, yang diberikan apabila siswa memberikan jawabannya sebagian yang benar. Dalam hal ini, guru tidak boleh langsung menyalahkan siswa, tetapi sebaiknya memberikan penguatan tak penuh, misalnya “ya, jawaban mu sudah baik, tetapi masih dapat disempurnakan” sehingga siswa tersebut mengetahui bahwa jawabannya tidak seluruhnya salah, dan ia mendapat dorongan untuk menyempurnakannya.
c)      Prinsip-prinsip meberi penguatan
1)        Kehangatan dan antusias
2)        Kebermaknaan
3)        Menghindari respon yang negative.
4)        Penguatan pada perseorangan.
5)        Penguatan pada kelompok siswa.
6)        Penguatan yang diberikan dengan segera.
7)        Penguatan yang diberikan secara variatif.

5.      Keterampilan Mengguanakan Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah sarana pembelajaran yang digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pembelajaran.
a.       Tujuan keterampilan menggunakan media pembelajaran, yaitu:
1)        Memperjelas penyajian pesan agar terlalu verbalistis.
2)        Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera.
3)        Memperlancar jalannya proses pembelajaran.
4)         Menimbulkan kegairahan belajar.
5)        Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi langsung dengan lingkungan dan kenyataan.
6)        Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar secara mandiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
b.      Komponen-komponen keterampilan menggunakan media pembelajaran, yaitu:
1)        Media audio, yaitu media yang digunakan sebagai alat bantu pembelajaran yang mempunyai sifat dapat didengarkan oleh siswa, seperti audio.
2)        Media visual, yaitu  media yang digunakan sebagai alat bantu dalam pembelajaran yang mempunyai sifat dapat dilihat oleh siswa, seperti peta.
3)        Media audio visual, yaitu media yang digunakan sebagai alat bantu dalam pembelajaran yang mempunyai sifat dapat dilihat dan didengar oleh siswa, seperti TV Eduksi.
c.       Prinsip-prinsip keterampilan menggunakan media pembelajaran, yaitu:
1)        Tepat guna, artinya media pembelajaran yang digunakan sesuai dengan kompetensi dasar.
2)        Berdaya guna, artinya media pembelajaran yang digunakan mampu meningkatkan motivasi siswa.
3)        Bervariasi, artinya media pembelajaran yang digunakan mampu mendorong sikap aktif siswa dalam belajar.

6.      Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses percakapan yang teratur dan melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang bebas dan terbuka, dengan tujuan berbagi informasi atau pengalaman, mengambil keputusan, memecahkan suatu masalah. Jadi, pengertian keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil ialah keterampilan melaksanakan kegiatan membimbing siswa agar dapat melaksanakan diskusi kelompok kecil dengan efektif.

a.         Tujuan keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, yaitu:

1)       Siswa dapat  memberi informasi atau pengalaman dalam menjelajahi gagasan baru atau masalah yang harus dipecahkan oleh mereka.
2)      Siswa dapat mengembangkan pengetahuan dan kemampuan untuk berpikir dan berkomunikasi.
3)      Siswa terlibat dalam perencanaan dan pengambilan keputusan.  
b.        Komponen-komponen keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, yaitu:
1)       Memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi.
2)       Memperjelas masalah maupun usulan/pendapat.
3)       Menganalisis pandangan/pendapat siswa.
4)       Meningkatkan usulan siswa.
5)       Menyebarluaskan kesempatan berpartisipasi.
6)      Menutup diskusi.
c.         Prinsip-prinsip keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, yaitu:
1)       Diskusi hendaknya berlangsung dalam “iklim terbuka”. Hal ini ditandai dengan adanya keantusiasan berpartisipasi, kehangatan hubungan antar pribadi, kesediaan menerima, dan mengenal lebih jauh topik diskusi, dan menghargai pendapat orang lain. Dengan demikian, semua anggota kelompok mempunyai keinginan untuk mengenal dan dihargai, dapat merasa aman, dan bebas mengemukakan pendapat.
2)       Perlu perencanaan dan persiapan yang matang, meliputi:
Ø  Topik yang dipilih hendaknya sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, minat, dan kemampuan siswa.
Ø  Masalah hendaknya mengandung jawaban yang kompleks, bukan jawaban tunggal.
Ø  Adanya informasi pendahuluan yang berhubungan dengan topic tersebut agar para siswa memiliki latar belakang pengetahuan yang sama.
Ø  Guru harus benar-benar siap dengan sumber informasi sebagai motivator sehingga mampu memberikan penjelasan dan mengerjakan pertanyaan- pertanyaan yang dapat memotivasi siswa.

7.      Keterampilan Mengelola Kelas
Pengelolaan  kelas adalah keterampilan guru menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya apabila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar.
a.       Tujuan keterampilan mengelola kelas, yaitu:
1)        Mendorong siswa mengembangkan tingkah lakunya sesuai tujuan pembelajaran
2)        Membantu siswa menghentikan tingkah lakunya yang menyimpang dari tujuan pembelajaran.
3)        Mengendalikan siswa dan sarana pembelajaran dalam suasana pembelajaran yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
4)        Membina hubungan interpersonal yang baik antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa, sehingga kegiatan pembelajaran menjadi efektif.
b.      Komponen-komponen keterampilan mengelola kelas, yaitu:
1)        Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat preventif). Keterampilan ini berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan kegiatan pembelajaran, sehingga berjalan secara optimal, efisien, dan efektif.
2)        Keterampilan yang berhubungan dengan pengembangan kondisi belajar yang optimal. Keterampilan ini berkaitan dengan respon guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan. Dalam hal ini, guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal.
c.       Prinsip-prinsip keterampilan mengelola kelas, yaitu:
1)        Memodifikasi tingkah laku. Guru hendaknya menganalisis tingkah laku siswa yang mengalami masalah dan memodifikasi tingkah laku tersebut dan mengaplikasikan pemberian penguatan secara sistematis.
2)        Guru dapat menggunakan pendekatan pemecahan masalah kelompok dengan cara: memperlancar tugas-tugas, memelihara kegiatan kelompok, memelihara semangat siswa, dan menangani konflik yang timbul.
3)        Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah. Guru dapat menggunakan seperangkat cara untuk mengendalikan tingkah laku keliru yang muncul, dan ia mengetahui sebab-sebab dasar yang mengakibatkan ketidakpatutan tingkah laku tersebut serta berusaha untuk menemukanpemcahannya.
8.      Keterampilan Mengadakan Variasi
Kehidupan akan lebih menarik jika penuh dengan variasi. Begitu dalam kegiatan belajar mengajar. Variasi dalam kegiatan belajar mengajar adalah perubahan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi para siswa serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan. Keterampilan mengadakan variasi ini dapat juga dipakai untuk penggunaan keterampilan mengajar yang lain, seperti dalam menggunakan keterampilan bertanya, member penguatan, menjelaskan dan sebagainya.
a.         Tujuan keterampilan mengadakan variasi, yaitu:
1)      Menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-aspek pembelajaran.
2)      Memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai cara mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang baik.
b.        Komponen-komponen keterampilan mengadakan variasi, yaitu:
1)      Variasi dalam gaya mengajar, yang meliputi penggunaan variasi suara, pemusatan perhatian siswa, kesenyapan guru, mengadakan kontak pandang dan gerak, gerakan badan dan mimik, serta pergantian posisi guru didalam kelas.
2)      Variaasi dalam penggunaan media pembelajaran, meliputi: media yang dapat dilihat, media yang dapat didengar, media yang dapat diraba, serta media yang dapat didengar, diraba dan dilihat.
3)      Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa. Mulai dari kegiatan yang didominasi oleh guru sampai kegiatan mandiri yang dilakukan oleh siswa. 
c.         Prinsip-prinsip keterampilan mengadakan variasi, yaitu:
1)      Variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang relavan dengan tujuan yang hendak dicapai. Penggunaan variasi yang wajar dan beragam sangat dianjurkan. Sedangkan pemakaian yang berlebihan akan menimbulkan kebingungan dan dapat mengganggu proses belajar mengajar.
2)      Variasi harus digunakan dengan lancar dan berkesinambungan sehingga tidak akan merusak perhatian siswa dan tidak menggannggu pelajaran.
3)      Variasi harus direncanakan secara  baik dan secara eksplisit dicantumkan dalam rencana pelajaran atau satuan pelajaran.

9.      Keterampilan Mengajar Perorangan dan kelompok kecil
  1. Tujuan mengajar perorangan dan kelompok kecil, yaitu:
1)      Tujuan keterampilan mengajar perorangan.
a)      Memberikan rasa tanggung jawab yang lebih besar kepada siswa.
b)      Mengembangkan daya kreatif dan sifat kepemimpinan pada siswa.
c)      Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar lebih aktif.
d)     Membentuk hubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa, maupun antara siswa dengan siswa.
2)      Tujuan keterampilan mengajar kelompok kecil.
a)      Meningkatka kualitas pembelajaran melalui dinamika kelompok.
b)      Memberi kesempatan untuk memecahkan masalah dan cara hidup secara rasional dan demokratis.
c)      Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan sikap sosial dan semangat gotong royong.
  1. Komponen-komponen keterampilan mengajar perorangan dan kelompok kecil, yaitu:
1)      Keterampilan merencanakan dan melakukan kegiatan pembelajaran.
Hal ini berhubungan dengan pengembangan program / kurikulum. Guru harus terampil membuat perencanaan pembelajaran yang sesuai dengan program dan kebutuhan siswa, serta mampu melaksanakan kegiatan tersebut. Dengan demikian, guru dituntut mampu dan terampil mendiagnosis kemampuan akademik siswa, gaya belajar, kecenderungan minat dan tingkat disiplin siswa. Berdasarkan analisis tersebut, guru diharapkan mampu menetapkan kondisi dan tuntutan belajar yang memungkinkan siswa memikul tanggung jawab sendiri dalam belajar.
2)      Keterampilan mengorganisasi.
Selama kegiatan  pembelajaran perorangan / kelompok kecil berlangsung, guru berperan sebagai organisator. Guru bertugas dan memonitor kegiatan pembelajaran dari awal sampai akhir. 
3)      Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi.
Salah satu ciri dalam pengajaran perorangan / kelompok kecil ialah terjadinya hubungan sehat dan akrab antara guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa. Hal ini akan terjadi, apabila guru dapat menciptkan suasana yang terbuka sehingga benar-benar terasa bebas dam leluasa untuk mengemukakan pendapat. Disamping itu, siswa mempunyai keyakinan  bahwa guru akan selalu siap mendengarkan atau memperhatikan pendapatnya dan bersedia membantu apabila diperlukan.
4)      Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar.
Mengajar perorangan / kelompok kecil berarti memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar sendiri. Agar siswa benar-benar dapat belajar dan tujuan pembelajaran dapat tercapai, guru harus terampil dalam membantu siswa agar mudah belajar dan tidak mengalami patah semangat.
  1. Prinsip-prinsip keterampilan mengajar perorangan dan kelompok kecil, yaitu:
1)      Prinsip-prinsip keterampilan mengajar perorangan, yaitu:
a)      Guru perlu mengenal siswa secara pribadi, sehingga kondisi belajar dapat diatur dengan tepat.
b)      Siswa bekerja bebas dengan bahan yang telah siap pakai, seperti: modul, paket belajar, atau dengan bahan yang telah disiapkan oleh guru sendiri.
c)      Tidak semua mata pelajaran cocok disajikan secara perorangan.
2)      Prinsip-prinsip keterampilan mengajar kelompok kecil, yaitu:
a)      Mengajar di dalam kelompok kecil yang bercirikan:
1.      Memiliki keanggotaan yang jelas.
2.      Terdapat kesadaran kelompok.
3.      Memiliki tujuan bersama.
4.      Saling tergantung dalam memenuhi kebutuhan.
5.      Ada interaksi dan komunikasi antar anggota.
6.      Ada tindakan bersama.
b)      Kualitas kelompok diharapkan dapat berperan secara aktif, apabila syarat-syarat kelompok dipenuhi, yaitu:
1.      Terjadi hubungan yang akrab diantara sesama anggota.
2.      Terjadi hubungan yang erat dan kompak diantara anggota kelompok.
3.      Para anggota memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi.
4.      Para anggota memiliki rasa kebersamaan yang kuat.
c)      Pedoman pelaksanaan.
1.      Pembentukan kelompok, yang meliputi:
Ø  Sebaiknya jumlah anggota kelompok antara 5-7 orang dengan pertimbangan bahwa semakin banyak anggota, maka semakin berkurang efektivitas dan aktivitas belajar setiap anggota.
Ø  Pembentukan kelompok berdasarkan minat, pengalaman, dan prestasi.
2.      Perencanaan tugas kelompok.
Tugas yang dimaksud dapat bersifat paralel maupun komplementer.
3.      Persiapan dan perencanaan.
Guru perlu menyiapkan dan merencanakan pengaturan tempat, ruangan, alat, sumber belajar yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran secara efektif bagi setiap kelompok.
d)     Pelaksanaan yang meliputi beberapa hal berikut:
1)      Pelajaran diawali dengan petemuan klasikal, untuk memberikan informasi umum kepada siswa.
2)      Guru mempersilahkan masing-masing kelompok untuk melaksanakan tugas ditempat yang tersedia.
3)      Guru melakukan supervisi dan mengikuti perkembangan proses pembelajaran dalam kelompok.


Daftar pustaka
Dimyati, Mudjiono.(2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Irzani. (2009). Stratetgi Belajar Mengajar Matematika. Yogyakarta: Media Grafindo Press.
N.K. Roestiyah. (2008). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Saud Udin Syaefudin. (2010). Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Alfabeta.

No comments:

Post a Comment